Sunday, October 30, 2011

Gadai Emas Pegadaian tak Tergeser Perbankan Syariah

Kamis, 27 Oktober 2011 11:24 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA

Meningkatnya bisnis gadai emas di perbankan syariah tidak membuat Perum Pegadaian kehilangan nasabah. Pegadaian mampu meraih laba Rp 1,9 triliun dan menjual hingga 1,4 ton emas per September 2011.

Peningkatan omset gadai emas Pegadaian cukup signifikan, yakni mencapai Rp 10 miliar dalam sembilan bulan. Pada akhir 2010, Perum Pegadaian mampu meraih omset gadai emas hingga Rp 62 triliun. Jumlah itu meningkat menjadi Rp 72 triliun per September 2011. “Kalau dikatakan nasabah Pegadaian direbut perbankan syariah, itu tidak. Kami masih banyak peluang garap gadai emas, “ ujar Direktur Operasional Perum Pegadaian, Mochamad Edy Prayitno, Kamis (27/10).

Menurutnya, bisnis gadai emas di Pegadaian melayani pembiayaan dari Rp 20 ribu hingga Rp 20 juta. Dengan bermain di level mikro, Pegadaian tidak kehilangan nasabah. “Kita terima yang kecil-kecil, ritel, tidak main sampai kiloan, “ ujarnya.Selain di level mikro, Pegadaian berani mematok Loan to Value (LTV) atau rasio nilai barang hingga 93 persen. Hal itu didukung pula nasabah yang menggunakan gadai emas karena membutuhkan dana darurat, bukan spekulasi. “Orang datang ke pegadaian butuh dana untuk usaha produktif sehingga kami tidak merugi, “ ujar dia.

Laba Pegadaian juga berasal dari penjualan emas. Per September 2011, penjualan emas di Pegadaian mencapai 1,4 ton. Untuk mengantisipasi kerugian, Pegadaian mematok uang muka hingga 20 persen pada penjualan emas.

Menurut Edy, sebagian besar emas tersebut digunakan nasabah sebagai investasi. Karena itu, Pegadaian tidak menanggung kerugian akibat penarikan emas besar-besaran ketika harga di pasaran naik. “Bisnis emas akan berkilau jika digunakan untuk usaha produktif, yang bahaya digunakan sebagai capital gain, “ ujarnya.

Redaktur: Johar Arif
Reporter: Nuraini

Friday, October 28, 2011

Buku: Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah

Dapatkan segera di toko buku kesayangan anda:

Judul buku: Panduan praktis transaksi perbankan syariah
Editioncet. 1
Call Number2X4.27 Zul p
ISBN/ISSN9799140269
Author(s)Zulkifli, Sunarto
Subject(s)Bank Islam
Classification2X4.27
Series Title
GMDPrinted Book
Language
PublisherZikrul Hakim
Publishing Year2003
Publishing PlaceJakarta
Collationxvi, 160 hlm. : ilus; 24 cm.
Abstract/NotesBibliografi hlm. 159

Jakarta (14/10)- Indonesia memiliki prestasi membanggakan dalam keuangan syariah. Berdasarkan Islamic Finance Country Index , industri keuangan syariah Indonesia menduduki peringkat keempat dunia. Posisi Indonesia berada di bawah Iran, Malaysia, dan Arab Saudi.

“Peringkat ini cukup membanggakan karena di bawah kita adalah negara-negara besar seperti Kuwait, Emirat Arab, dan Inggris,” ujar Direktur Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Mulya E Siregar, saat memberi sambutan dalam peluncuran komoditi syariah di Jakarta, Kamis (13/10).

Mulya optimis tahun depan Indonesia akan menduduki peringkat ketiga. Oleh karena itu ia menghimbau kepada seluruh pihak yang terkait agar terus melakukan pengembangan terhadap industri keuangan syariah.

Ia menekankan pengembangan pada produk syariah, khususnya produk syariah base. Sedangkan produk syariah komplien dikembangkan secara selektif.

“Ke depan, kita fokuskan ke produk syariah base, tetapi untuk akselesai tetap perlu dikembangkan syariah komplien secara selektif, “ tandasnya.(ul)

Jakarta (14/10)- Indonesia memiliki prestasi membanggakan dalam keuangan syariah. Berdasarkan Islamic Finance Country Index , industri keuangan syariah Indonesia menduduki peringkat keempat dunia. Posisi Indonesia berada di bawah Iran, Malaysia, dan Arab Saudi.

“Peringkat ini cukup membanggakan karena di bawah kita adalah negara-negara besar seperti Kuwait, Emirat Arab, dan Inggris,” ujar Direktur Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Mulya E Siregar, saat memberi sambutan dalam peluncuran komoditi syariah di Jakarta, Kamis (13/10).

Mulya optimis tahun depan Indonesia akan menduduki peringkat ketiga. Oleh karena itu ia menghimbau kepada seluruh pihak yang terkait agar terus melakukan pengembangan terhadap industri keuangan syariah.

Ia menekankan pengembangan pada produk syariah, khususnya produk syariah base. Sedangkan produk syariah komplien dikembangkan secara selektif.

“Ke depan, kita fokuskan ke produk syariah base, tetapi untuk akselesai tetap perlu dikembangkan syariah komplien secara selektif, “ tandasnya.(ul)

PT Bank Syariah Mandiri earn profit 134 billion

PT Bank Syariah Mandiri Reports Earnings Results for the First Quarter of 2011

PT Bank Syariah Mandiri reported earnings results for the first quarter of 2011. For the quarter, the company reported IDR 134 billion ($14.6 million) in net profit up 54.35% from the same period last year. The increase in net profit was attributable to a 42.83% rise in company income to IDR 861.5 billion.

Source: business week.com